Rembang Alami Gempa, Ingatkan Kita Akan Upaya Mitigasi Bencana

0
762
gempa Rembang
Kabupaten Rembang Alami Gempa Bumi Pagi Tadi, Rabu (3/11/2021), sekira pukul 06.35 WIB arah barat laut dengan kedalam 10 KM (foto : screenshoot akun twitter @bkmgjogja)

Rembang – Diakses dari akun twitter @bmkgjoga pukul 07.00 WIB diketahui telah terjadi gempa bumi dengan Magnitudo 3.2 SR (Skala Richter), terjadi pada 03 November 2021 jam 06:25:45 WIB, dengan koordinat 6.16 LS,111.16 BT atau 63 km Barat Laut Rembang -Jateng dengan Kedalaman 10 Km. Belum ada informasi tentang akibat dampak gempa tersebut hingga berita ini ditulis.

Terjadinya di gempa di Kabupaten Rembang memicu kembali ingatan kita tentang potensi terjadinya bencana gempa di Rembang dan sekitarnya. Dilansir dari tekno.tempo.co, pada 2018 yang lalu marak beredar isu potensi Gempa Surabaya Madura, Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengatakan bahwa potensi gempa bukan hanya ada di wilayah Surabaya dan Madura Jawa Timur, namun juga di sebagian besar wilayah Indonesia.

Hal tersebut, menurut Dwikorita, bukan tanpa alasan, mengingat Indonesia berada dalam lingkaran Cincin Api Pasifik yang terbentuk oleh gerak lempeng tektonik aktif. “Cincin Api Pasifik adalah zona berbentuk tapal kuda dan menjadi zona sabuk gempa paling aktif di dunia. Bukan hanya Indonesia, negara lain seperti Jepang, Taiwan, dan Selandia Baru juga masuk dalam cincin api pasifik tersebut,” ujar Dwikorita melalui siaran pers, Ahad, 21 Oktober 2018.

Menurut Dwikorita, daripada meributkan ramalan dan prediksi gempa, lebih baik masyarakat bersama pemerintah dan stakeholder lainnya pro aktif mempersiapkan upaya mitigasi bencana gempa bumi dan tsunami. “Lakukan aktivitas seperti biasa, jangan terpengaruh oleh isu-isu yang dihembuskan oleh pihak yang ingin membuat kegaduhan dan kecemasan,” ujarnya.

Ia menuturkan mitigasi bencana yang dapat dilakukan antara lain mengedukasi masyarakat tentang cara penyiapan perlindungan dan keselamatan sebelum, saat, dan setelah gempa bumi. Hal lainnya, lanjut dia, adalah membangun bangunan dan infrastruktur yang sesuai building code atau persyaratan bangunan tahan gempa, menetapkan tata ruang wilayah berbasis peta rawan bencana, menyiapkan jalur evakuasi, dan membangun shelter untuk evakuasi vertikal dari ancaman tsunami di daerah pantai.

“Jangan lupa senantiasa berdoa dan memohon keselamatan dan perlindungan kepada Allah SWT. Hingga saat ini belum ada satupun negara dan tekhnologi yang mampu meramalkan dan memprediksi gempabumi,” tuturnya.

Deputi Bidang Geofisika BMKG, Muhammad Sadly, menjelaskan bahwa menurut “Peta Sumber dan Bahaya Gempabumi Indonesia 2017”, secara geologis dan tektonik wilayah Kota Surabaya dan Madura berada pada jalur zona sesar aktif. Dalam hal ini wilayah Surabaya berada pada jalur zona Sesar Kendeng dan Madura berada pada jalur zona Sesar RMKS (Rembang, Madura, Kangean, dan Sakala).

Berdasarkan catatan sejarah kegempaan (Visser 1922) tambah Sadly, jalur Sesar Kendeng pernah memicu terjadinya gempabumi merusak di Mojokerto (1836,1837), Madiun (1862, 1915) dan Surabaya (1867). Sedangkan Sesar RMKS juga pernah memicu terjadinya gempabumi merusak di Rembang-Tuban (1836), Sedayu (1902), Lamongan (1939), Sumenep (13 Juni 2018 dan 11 Oktober 2018 ).

source : akun twitter @bmkgjogja; https://tekno.tempo.co/read/1138619/isu-potensi-gempa-surabaya-bmkg-memang-ada-sesar-aktif-tapi/full&view=ok

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here